Sushi
dan sashimi adalah jenis makanan yang memiliki banyak penggemar, bukan hanya di
negara asalnya, Jepang, tetapi juga di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Menjamurnya
restoran sushi dan sashimi di pusat-pusat perbelanjaan tak menjadi jaminan
orang lebih memilih menu ikan mentah di restoran, ketimbang di rumah.
Bagi
sebagian orang, membuat sushi sendiri diyakini lebih sehat dan bersih. Namun,
kejadian pria di Kanada yang ketahuan memiliki cacing di perutnya karena makan
sushi racikan sendiri, membuat khawatir tentang keamanan makanan ini.
Meski
memiliki kadar protein dan gizi tinggi, namun bukan tanpa risiko memakan sushi
yang berbahan daging mentah. Risiko paling umum dari mengonsumsi daging ikan
mentah adalah menderita anisakiasis.
Anisakiasis
biasanya ditandai dengan gejala sakit pada bagian abdomen atas atau perut,
mual, muntah, diare, dan urtikaria atau biduran. Gejala ini dapat muncul satu
hingga 12 jam setelah mengonsumsi makanan terinfeksi, rata-rata adalah enam
jam.
Namun
banyak kasus medis terkait permulaan anisakiasis terjadi dalam 48 jam dengan
durasi gejala selama satu hingga lima hari.
Selain
anisakiasis, penyakit lainnya yang diderita adalah diphyllobothriasis, yang
terjadi karena infeksi cacing pita Diphyllobothrium latum. Cacing tersebut
biasa ditemukan di ikan trout, salmon, pike, dan sea bass.
Meski
makan ikan mentah, seperti pada sushi, terkesan menyeramkan, sebenarnya ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena parasit
akibat ikan mentah, yakni:
1.
Gunakan Ikan Laut
Ikan
air asin atau ikan laut diketahui sangat sedikit yang dapat terinfeksi oleh
parasit bila dibandingkan dengan ikan air tawar. Beberapa contoh ikan air laut
yang dapat dikonsumsi mentah seperti ikan kod Atlantik, flounder dan tuna.
2.
Wasabi
Mungkin
bagi sebagian orang terdengar aneh, namun ternyata wasabi telah dipercaya dapat
membunuh parasit yang bersemayam di daging ikan mentah. Wasabi mempunyai rasa
pedas yang berasal dari unsur kimia bernama isotiosianat dan berfungsi sebagai
antimikroba.
3.
Gunakan Hasil Ternak Sendiri
Bila
ingin mengonsumsi daging mentah, sangat disarankan untuk mengonsumsi daging
ikan yang berasal dari hasil ternak sendiri. Hal ini karena ikan yang
dibesarkan di kolam sendiri lebih memiliki kendali lingkungan dibandingkan yang
ada di pembiakan ikan. Atau, gunakan hasil ikan yang menggunakan sistem
organik.
4.
Pilih Tuna
Tuna
telah diketahui merupakan ikan yang paling sedikit mengandung parasit dalam
tubuhnya. Tuna bergerak sangat cepat dan jarang hidup di daerah yang banyak
parasit.
Namun
tuna adalah salah satu ikan dengan kandungan timbal dan logam yang tinggi.
Pilih jenis tuna yang sedikit mengandung kontaminasi logam. Batasi konsumsi
tuna sesuai dengan rekomendasi yaitu 170 gram per pekan untuk orang dengan bobot
50 kilogram, dan dua kaleng per pekan untuk yang berbobot lebih.
5.
Pilih Sesuai "Sashimi Grade"
Ini
adalah salah satu tindakan yang paling sederhana dalam mencegah kasus
terinfeksi parasit. Pilih ikan yang sudah memiliki sertifikat atau layak
dijadikan sashimi. Dengan sertifikasi dan jaminan ini, setidaknya memastikan
tindakan yang layak dalam menangani parasit pada ikan.
6.
Pilih Ikan Muda
Di
laut, semakin tua dan besar ikan, maka ia berada dalam taraf rantai konsumsi
tertinggi yang memangsa ikan atau makhluk yang lebih kecil. Bila mengonsumsi
ikan yang masih muda, maka kecil kemungkinan ikan tersebut adalah predator atau
pemangsa ikan lainnya sehingga meminimalisir terinfeksi parasit.
No comments:
Post a Comment